Postingan

Menampilkan postingan dengan label Dokter

Saya Dokter Gigi, Kenapa Bicara Tentang Sampah?

Gambar
Dokter Wadihin Soedirohoesodo (sumber gambar : istimewa) Oleh : Gelar S. Ramdhani Suatu hari saya pernah kedatangan tamu ke rumah, seorang pasangan suami istri membawa anaknya yang masih duduk di bangku salah satu sekolah menengah atas terkemuka di Majalengka. Singkat kata pasangan suami tersebut bercerita maksud dan kedatangannya silaturahmi ke rumah saya, mereka menjelaskan bahwa anaknya yang saat ini masih duduk di bangku SMA, ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran.  Setelah saya selesai mendengarkan penjelasan, sontak saya bertanya kepada mereka  "Punten bapak ibu, apa motivasi bapak ibu menyekolahkan ananda ***** ke sekolah kedokteran?"  salah satu dari mereka menjawab  "Hehehe.. tentu kami ingin anak kami jadi dokter, seperti dokter Gelar. Kami melihat bahwa profesi dokter sangat terhormat, banyak orang tua yang ingin anaknya sukses jadi dokter, selain itu kalau dokter mah nyari kerja juga tidak susah, daftar PNS juga lowongan masih banyak yang kosong&q

Quo Vadis Dokter Indonesia Setelah Menjamur Dokter Asing!

Gambar
Dokter Asing (sumber gambar: doktersehat.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani* Hari ini adalah hari Senin, 17 Agustus 2020 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75. Selepas shalat Isya menjelang tidur, seperti biasa saya sering membaca dulu beberapa berita di media online.  Malam ini saya kaget ketika membaca salah satu berita di CNN Indonesia dengan judul "Luhut Sebut Pemerintah Akan Permudah Dokter Asing Masuk RI" (berita hari Kamis 13/08/2020). Setelah saya amati beberapa sosial media, berbagai macam reaksi sudah muncul di dunia maya, para netizen  berkomentar terkait hal itu, terutama dari kalangan teman sejawat para dokter, kalau saya analisa sebagian besar kontra alias tidak setuju!. Menurut saya begini, tidak ada yang salah dari rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, sebagai pejabat negara, sah-sah saja beliau punya pemikiran atau punya kebijakan apapun. Hanya satu yang ingin saya tanyakan

Dokter Gigi M. Arifin "Panglima Perang" di RSD COVID-19 Wisma Atlet

Gambar
drg. Muh. Arifin, Sp.Ort., M.Tr.Opsla (sumber gambar: tribunnews.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya, bahwa salah seorang sahabat saya pernah bertanya kepada saya tentang peran dokter gigi dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini. Sebetulnya banyak sekali teman sejawat dokter gigi di Indonesia yang berperan aktif dalam penanganan COVID-19 ini, hanya saja mungkin belum banyak terpublikasikan kepada masyarakat. Apakah anda tahu Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet Jakarta?  Ya, betul sekali! RSD COVID-19 Wisma Atlet Jakarta adalah rumah sakit darurat yang dibuat oleh pemerintah, guna menanggulangi wabah COVID-19 saat ini. Kebijakan pemerintah tersebut sangat patut kita apresiasi, karena keberadaanya saat ini sangat dirasakan manfaatnya dalam upaya percepatan penanggulangan COVID-19. Mungkin anda bertanya "Apakah di RSD COVID-19 Wisma Atlet ada Dokter Gigi?"

Dokter Gigi Tidak Punya Peran Penting Saat Pandemi COVID-19! Benarkah Itu?

Gambar
Dokter Gigi (sumber gambar: dentistry.co.uk) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Dalam sebuah obrolan singkat di WhatsApp dengan salah satu sahabat saya, tiba-tiba sahabat saya bertanya "Lar, apa sih peran dokter gigi dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini?, sepertinya tidak begitu penting ya?" Terus terang, sebagai dokter gigi darah saya sedikit "mendidih" membaca pesan WhatsApp seperti ini, tapi saya harus mencoba tetap tenang, dan memaklumi namanya juga belum paham. Saya balik nanya "Kenapa anda bertanya seperti itu?" Sahabat saya tersebut langsung menjawab "Itu saya lihat di pengumuman pendaftaran relawan COVID-19, dokter gigi tidak ada" Saya semakin paham kenapa sahabat saya bertanya seperti itu. Masyarakat Indonesia yang saya hormati, kita harus paham bahwa setiap profesi tentu harus bekerja sesuai dengan bidang keahliannya, atau sesuai dengan kompetensinya masing-masing.  Ketika kita akan menggarap

Stop Paksa Anak Kuliah di Kedokteran atau Kedokteran Gigi!

Gambar
Sebaiknya sekolah di Kedokteran atau Kedokteran Gigi sesuai dengan cita-cita, minat, dan bakat (sumber gambar: pendidikankedokteran.net) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Tidak perlu heran apabila saat ini banyak sekali masyarakat Indonesia yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah kedokteran atau kedokteran gigi. Mungkin salah satu alasannya karena sebagian besar masyarakat kita masih menganggap profesi Dokter dan Dokter Gigi sebagai salah satu profesi yang sangat berkelas, dan (katanya) mudah mendapatkan pekerjaan. Padahal kalau menurut saya, berkelas atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari profesinya, melainkan dari budi pekertinya. Profesinya bagus, tapi budi pekertinya jelek, ya tidak ada artinya!. Tidak jarang saya bertemu dengan mahasiswa kedokteran atau kedokteran gigi, yang katanya dipaksa oleh orang tuanya agar mau sekolah di Fakultas Kedokteran (FK) atau Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), padahal dirinya sama sekali tidak ada cita-cita, tidak ada bakat, b

Tips Mencari Dokter Gigi Terbaik

Gambar
Dokter Gigi (sumber gambar: thevrdc.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Beberapa waktu lalu saya melakukan riset sederhana menggunakan salah satu platform   online  untuk mengetahui kalimat apa yang paling sering digunakan pengguna internet (netizen)  untuk mencari sesuatu di mesin pencari  (search engine) ? Kata kunci yang saya gunakan adalah "dokter gigi", ternyata banyak sekali netizen  yang melakukan pencarian dengan keyword  dokter gigi. Salah satu kalimat yang sering digunakan netizen  pada mesin pencari adalah "dokter gigi terbaik di..." misalnya "dokter gigi terbaik di Jakarta", atau "dokter gigi terbaik di Bandung", dan lain sebagainya. Kenapa masyarakat Indonesia melakukan pencarian dokter gigi terbaik di kotanya?. Menurut saya fenomena seperti ini sangatlah wajar, kenapa wajar? karena masyarakat sebagai user  tentu ingin mendapatkan pelayanan dari dokter gigi terbaik. Ada hal penting yang harus masyaraka

Kelebihan Kekurangan Nikah Saat Koas Gigi

Gambar
Menikah adalah Ibadah (sumber gambar: allahsword.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Saya adalah seorang dokter gigi laki-laki yang menikahi istri saya pada saat saya menjalani tahap pendidikan profesi atau koas. Lalu apa yang membuat saya berani menikah padahal koas saja belum selesai? belum lagi koas gigi itu susah!, koas gigi itu mahal!, koas gigi itu butuh biaya besar!, koas gigi itu menguras tenaga dan pikiran!, koas gigi itu tidak jelas kapan lulusnya?, koas gigi itu lama!  ah... pokoknya koas gigi itu tidak seindah apa yang di- upload  di sosial media. Alasan kuat kenapa saya ingin menikah adalah alasan agama. Alhamdulilah saya beragama Islam, agama saya menganjurkan laki-laki ataupun perempuan yang telah merasa mampu untuk menikah, maka sebaiknya menikah. Karena menikah memiliki nilai ibadah, dan menikah mampu menghindarkan seseorang dari perbuatan maksiat (zina). Menurut saya kata "mampu" dalam hal pernikahan bukan hanya mampu secara keuan

Perbedaan Scaling dengan Bleaching Pada Gigi

Gambar
Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anda (sumber gambar: cedarridgedental.ca) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Apakah anda pernah mendengar istilah "Scaling" ? Scaling adalah salah satu tindakan dalam bidang kedokteran gigi yang bertujuan untuk membersihkan gigi dari karang gigi (kalkulus), plak, serta kotoran akibat asap rokok dan minuman seperti kopi dan teh (stain). Kenapa kita perlu melakukan scalling atau membersihkan karang gigi? karena makanan dan minuman yang kita konsumsi memiliki potensi untuk menempel pada gigi, terutama pada bagian sela-sela gigi yang susah dibersihkan dengan sikat gigi biasa, setelah menempel sekian lama akhirnya sisa makanan menjadi keras, kalau sudah keras semakin sulit dibersihkan dengan proses menyikat gigi biasa, maka tindakan scalling perlu dilakukan untuk membersihkannya. Karang gigi yang tidak dibersihkan, dan terus dibiarkan dalam waktu yang lama di rongga mulut dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri jahat yang

Biaya Perawatan Dokter Gigi Mahal? Ini penjelasannya!

Gambar
Dokter gigi itu mahal, benarkah? (sumber gambar: mydcdental.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Banyak orang yang berpendapat bahwa biaya perawatan di dokter gigi itu sangat mahal! Benarkah begitu? dalam artikel ini saya akan mencoba memberikan alasan kenapa biaya perawatan di dokter gigi itu dianggap mahal. Pertama , perlu kita pahami bersama bahwa murah atau mahalnya suatu tarif itu sangat relatif, setiap orang punya ukuran tersendiri dalam menentukan mahal atau murah. Misalnya begini, si A dan si B makan berdua di sebuah rumah makan, mereka berdua makan dengan menu yang sama, sehingga pada saat bayar mereka berdua dikenakan tarif yang sama. Si A Rp 100.000 dan si B juga Rp 100.000, menurut si A Rp 100.000 itu terlalu mahal, tapi menurut si B Rp 100.000 itu murah dan sebanding dengan rasa dan kualitas pelayanan yang diberikan. Sekali lagi setiap orang punya persepsi yang berbeda terkait harga. Kedua , sebagai informasi untuk anda bahwa saat ini alat dan bahan yang d

Cara Mengatasi Takut ke Dokter Gigi

Gambar
Ayo ke Dokter Gigi (sumber gambar: kingstownedentistry.com) Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani Perasaan takut adalah hal yang sangat wajar bagi manusia, karena rasa takut bisa kita artikan sebagai naluri manusia untuk bertahan atau menghindar dari hal-hal yang dianggap membahayakan. Akan tetapi jika rasa takut itu berlebihan, atau sudah tidak terkontrol, maka rasa takut tersebut justru menjadi tidak baik bagi kehidupan kita. Misalnya saja si X takut sama dokter gigi, padahal si X punya masalah gigi berlubang dan perlu segera ditambal. Akan tetapi karena si X ini punya perasaan takut yang berlebihan sama dokter gigi, akhirnya gigi si X tidak segera ditambal, akhirnya yang rugi si X sendiri. Lalu bagaimana cara agar kita tidak takut ke dokter gigi? saya akan berikan tipsnya untuk anda: Tanamkan dalam pikiran anda, bahwa dokter gigi juga manusia biasa, tidak ada yang perlu ditakuti dari dokter gigi; Alat-alat dokter gigi juga tidak ada yang perlu ditakuti, karena semu