Kelebihan Kekurangan Nikah Saat Koas Gigi

Menikah adalah Ibadah (sumber gambar: allahsword.com)

Oleh: drg. Gelar S. Ramdhani

Saya adalah seorang dokter gigi laki-laki yang menikahi istri saya pada saat saya menjalani tahap pendidikan profesi atau koas. Lalu apa yang membuat saya berani menikah padahal koas saja belum selesai? belum lagi koas gigi itu susah!, koas gigi itu mahal!, koas gigi itu butuh biaya besar!, koas gigi itu menguras tenaga dan pikiran!, koas gigi itu tidak jelas kapan lulusnya?, koas gigi itu lama! ah... pokoknya koas gigi itu tidak seindah apa yang di-upload di sosial media.

Alasan kuat kenapa saya ingin menikah adalah alasan agama. Alhamdulilah saya beragama Islam, agama saya menganjurkan laki-laki ataupun perempuan yang telah merasa mampu untuk menikah, maka sebaiknya menikah. Karena menikah memiliki nilai ibadah, dan menikah mampu menghindarkan seseorang dari perbuatan maksiat (zina).

Menurut saya kata "mampu" dalam hal pernikahan bukan hanya mampu secara keuangan (harta) saja, walaupun faktor keuangan itu dibutuhkan dalam rumah tangga, bahkan penting, tapi kita harus sepakat bahwa dalam kehidupan ini terdapat rumus "Segalanya butuh uang, tapi uang bukan segalanya" awas rumus tersebut jangan dibalik!. Kenapa uang bukan segalanya? karena bagi saya banyak didunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang, contohnya: yang berkaitan dengan perasaan, misal perasaan bahagia. Banyak kebahagiaan yang bisa kita rasakan tanpa membutuhkan uang.

Salah besar mengukur seseorang layak menikah atau tidak hanya dari kemampuan keuangan saja, sebab di luar sana banyak orang yang secara kemampuan finansial lebih rendah daripada kita, tapi mereka mampu menjalankan rumah tangga puluhan tahun dengan bahagia. Sebaliknya tidak sedikit orang yang hartanya berlebih (kaya raya) tapi tidak mampu mengelola rumah tangga, akhirnya rumah tangganya bubar alias cerai. Jadi sekali lagi walaupun kemampuan keuangan itu penting, tapi kemampuan keuangan bukan ukuran!

Setelah saya merasakan rumah tangga, punya anak dan lain sebagainya, saya sekarang bisa menyimpulkan bahwa menikah itu tidak semudah yang dibayangkan, maka dari itu Allah Ta'ala memberikan pahala yang luar biasa kepada orang yang menikah, kalau menikah itu gampang mungkin pahalanya tidak luar biasa.

Mau menikah saat koas, mau menikah setelah selesai koas, mau menikah orang yang tidak koas pun saya rasa sama saja, tidak semudah yang kita bayangkan. Anda harus ingat bahwa setiap orang, setiap pasangan, setiap pernikahan pasti punya kelebihan, kekurangan, atau permasalahan masing-masing. Belum tentu kita nikah saat koas banyak masalah, tidak ada jaminan juga bahwa nikah setelah koas tidak akan ada masalah, semua sama saja masalah itu selalu ada. Tapi anda tidak perlu khawatir karena jalan pernikahan tidak selamanya turun kadang ada naiknya, tidak selamanya penuh masalah pasti ada bahagianya.

Kebahagiaan yang saya rasakan setelah menikah banyak sekali, bahkan jauh lebih banyak dibandingkan ketika saya belum menikah. Apa saja kebahagiaan yang saya rasakan? hmm... maaf sepertinya saya tidak perlu menceritakan hal tersebut kepada anda, karena ini adalah ranah pribadi saya, intinya setelah saya menikah saya mendapatkan ketentraman batin yang luar biasa, terutama ketentraman batin dengan sang pencipta Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh dibandingkan sebelum saya menikah.

Satu hal lagi yang perlu anda ketahui, saya menikah ketika pekerjaan koas saya sekitar 40%, pekerjaan koas yang sudah selesai 40% itu saya kerjakan kurang lebih 20 bulan. Sisanya yang 60% lagi saya selesaikan setelah menikah kurang lebih 12 bulan. Setelah menikah saya merasakan energi atau semangat yang sangat luar biasa untuk menyelesaikan pekerjaan koas, sangat jauh dibandingkan ketika saya belum menikah. Istri menjadi salah satu motivasi bagi saya, apalagi ketika dibulan kedua pernikahan istri saya positif hamil, saya semakin semangat. Alhamdulillah tak lama setelah anak laki-laki pertama saya lahir, saya selesaikan seluruh pekerjaan koas dengan hasil yang sangat memuaskan, kemudian ikut Uji Kompetensi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi (UKMP2DG) dan langsung lulus (one shot). Alhamdulillah....

TIPS BAGI KOAS GIGI YANG INGIN MENIKAH KETIKA KOAS
  1. Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa pernikahan itu membuat hati kita jauh lebih tentram, hubungan kita dengan Tuhan semakin dekat, tapi ingat pernikahan juga punya sisi negatif, anda harus benar-benar mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya;
  2. Niatkan menikah untuk ibadah, dan menghindari maksiat. Jangan pernah anda menikah dengan niat lain, apalagi niat yang kurang baik;
  3. Selalu terbuka dengan calon pasangan anda, jangan ada yang ditutupi, jangan ada yang dikurangi atau dilebihkan, katakan apa adanya;
  4. Anda bersama calon pasangan anda harus sudah satu visi, sama-sama yakin untuk menikah, siap menjalankan rumah tangga, dan siap menghadapi suka ataupun duka bersama-sama;
  5. Anda bersama calon pasangan anda harus siap secara ilmu dan pengetahuan tentang pernikahan, terutama ilmu pernikahan dari sudut pandang agama;
  6. Jalin komunikasi yang baik dan minta pertimbangan keluarga terutama orang tua, termasuk keluarga calon pasangan anda. Ini sangat penting sekali, saya sarankan anda jangan berbeda pendapat dengan orang tua terkait pernikahan;
  7. Anda harus menghormati dan mengharapkan ridho orang tua agar pernikahan anda bahagia lahir dan batin, sebaliknya orang tua yang baik tidak boleh memaksakan kehendak, orang tua yang baik harus bijaksana dan memiliki pemikiran terbuka dalam hal pernikahan anak. Jangan sampai orang tua terlalu egois sehingga anak terjerumus kepada hal-hal negatif, ujung-ujungnya kan mencoreng nama baik keluarga besar juga;
  8. Minta pendapat dosen pembimbing akademik, atau dosen yang menurut anda bijak, obyektif, pikirannya terbuka, dan nyaman diajak curhat;
  9. Selain minta pertimbangan orang tua, calon mertua, dosen, minta juga pertimbangan teman dekat anda, guru agama anda, atau orang lain yang menurut anda nyaman diajak curhat. Ingat, jangan curhat kepada sembarangan orang, kalau anda sembarangan curhat membuat anda semakin bingung;
  10. Rekap atau cek kembali pekerjaan koas anda, seberapa banyak pekerjaan koas yang sudah diselesaikan?, berapa persen lagi yang belum diselesaikan?;
  11. Catat pekerjaan koas yang belum diselesaikan apa saja? butuh waktu berapa lama kira-kira? butuh biaya berapa rupiah kira-kira? dan jangan lupa siapkan rencana cadangan;
  12. Tentukan target kelulusan kapan? susun strategi yang baik, jalin komunikasi yang baik dengan pasien-pasien koas, teman-teman koas, dan juga dosen-dosen anda. Menyelesaikan pekerjaan koas bukan hanya dengan kerja keras tapi juga harus dengan kerja cerdas;
  13. Sebelum menikah sebaiknya selesaikan dulu pekerjaan koas (requirements) yang menurut anda berat, butuh waktu lama, dan butuh biaya besar. Jadi setelah anda menikah tinggal mengerjakan pekerjaan koas yang mudah;
  14. Buat rencana keuangan bersama calon pasangan anda, baik rencana pengeluaran ataupun rencana pemasukan;
  15. Terkait pemasukan, anda dan pasangan anda harus berfikir mempunyai pendapatan yang berjalan lancar, tidak perlu besar yang penting halal, dan setelah anda perhitungkan pendapatan tersebut bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga anda dan koas anda sampai selesai;
  16. Apabila calon pasangan anda bukan mahasiswa kedokteran gigi atau belum mengerti kehidupan koas gigi, anda wajib menceritakan suka duka koas gigi, terutama kebutuhan keuangan;
  17. Setelah menikah, mulailah hidup baru dengan penuh kesederhanaan, jangan berlebihan, buat skala prioritas pengeluaran. Ingat sebesar apapun pendapatan anda apabila tidak mampu hidup sederhana, maka anda akan selalu merasa kekurangan;
  18. Anda tidak boleh takut gagal koas karena menikah, atau tidak boleh takut koas jadi lama lulusnya gara-gara menikah. Tidak ada hubungan menikah dengan kegagalan koas, atau koas menjadi lama, yang membuat koas lama atau gagal adalah rasa malas dan tidak serius menjalani koas;
  19. Banyak diluar sana orang yang koasnya lama atau bahkan gagal padahal dia belum menikah, dan banyak juga diluar sana (termasuk saya) yang menikah pada saat koas, tapi lulus cepat setelah menikah. Selalu positif thinking!;
  20. Kemudian anda juga harus paham bahwa kegagalan menikah bukan karena koas, tidak ada hubungan gagal menikah dengan koas. Kegagalan pernikahan adalah kesalahan pribadi masing-masing;
Kesimpulannya bagi anda yang sudah merasa siap untuk menikah, segera menikah! Persiapankan segala sesuatunya dengan baik, agar pernikahan anda lancar, koas anda juga lancar. Bagi yang belum siap, jangan memaksakan diri, persiapkan dan pantaskan dulu diri anda untuk menikah. Ingat, nikah itu untuk yang siap, bukan untuk yang ingin!

Mari menikah daripada zina! Menikah jangan dipersulit, kenapa zina sekarang mudah tapi mau menikah dipersulit? 

Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini
----------------------------------------------
Yuk tonton aneka video
tentang kesehatan gigi dan mulut
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik disini

Komentar

Tulisan paling populer

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black