Dokter Gigi di Garis Depan Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi Cianjur

drg gelar s. ramdhani radiologi forensik kedokteran gigi
Tim Radiologi Forensik Kedokteran Gigi
(Sumber gambar : koleksi pribadi)

Oleh : drg. Gelar S. Ramdhani

GEMPA CIANJUR MENYISAKAN DUKA MENDALAM

Menjelang akhir tahun 2022 bencana alam gempa bumi berkekuatan 5,6 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km melanda Indonesia, tepatnya atau pusatnya di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Menurut beberapa sumber yang telah saya baca, gempa bumi tersebut terasa hingga wilayah Bandung, Sumedang, Majalengka, Garut, Subang, Purwakarta, Karawang, Jabodetabek, Provinsi Banten, bahkan hingga ke Provinsi Lampung.

gempa bumi cianjur
Gempa Bumi Cianjur
(Sumber gambar : awsimages.detik.net.id)

Gempa Cianjur menyisakan duka yang mendalam, menurut konferensi pers yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) update Selasa, 29 November 2022 korban meninggal dunia sejumlah 327 orang, 13 orang masih belum ditemukan, puluhan orang masih menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka-luka, dan lebih dari 100.000 orang terpaksa harus mengungsi.

Bagi masyarakat Indonesia bukan hal baru berhadapan dengan bencana, kita bisa melihat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia beberapa kali dilanda berbagai macam bencana, baik itu bencana alam, non alam, maupun bencana sosial. Ketika terjadi musibah, kita selalu melihat banyak sekali "energi positif" yang tumbuh secara alami dari masyarakat, salah satunya adalah aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. 

Masyarakat Indonesia memang terkenal memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi, pada bulan Oktober 2022 Charity Aid Foundation (CAF), merilis bahwa Indonesia adalah negara paling dermawan di dunia berdasarkan World Giving Index (WGI). 

Saat terjadi musibah atau bencana, masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya gotong royong, saling membantu sesama. Ada yang membantu dengan donasi uang, barang, tenaga, bahkan pemikiran atau keahlian.

APAKAH DOKTER GIGI DIBUTUHKAN SAAT TERJADI BENCANA?

Banyak korban meninggal dunia yang terkena atau terkubur puing-puing reruntuhan bangunan, longsoran tanah, dan material lainnya. Hal tersebut membuat proses evakuasi jenazah menjadi sulit dan memakan waktu. 

Kita tahu bahwa jenazah secara alami akan mengalami proses dekomposisi, terutama pada jaringan lunak seperti kulit, otot (daging), bibir, dan lain sebagainya. Semakin lama jenazah dibiarkan (tidak dievakuasi) maka proses dekomposisi akan semakin merusak kondisi jenazah tersebut, sehingga sulit untuk dilakukan identifikasi.

Bagian tubuh manusia yang tidak mudah rusak adalah jaringan keras seperti tulang dan gigi, oleh karena itu pada saat jenazah sudah tidak bisa dikenali dari wajah, maka kondisi gigi geligi jenazah tersebut dapat dijadikan alternatif untuk dilakukan identifikasi.

Dokter gigi terutama dokter gigi spesialis odontologi foreksik (Sp.OF) merupakan profesi yang memiliki kompetensi atau keahlian untuk melakukan identifikasi jenazah melalui pemeriksaan gigi geligi dan anatomi rongga mulut lainnya. 

Selain dokter gigi spesialis odontologi forensik, ada juga  dokter gigi spesialis radiologi kedokteran gigi (Sp.RKG), profesi ini memiliki kompetensi atau keahlian untuk melakukan identifikasi jenazah melalui pemeriksaan radiografi atau foto rontgen, tentunya dalam menjalankan profesinya dokter gigi spesialis radiologi kedokteran gigi berkolaborasi dengan dokter gigi spesialis odontologi forensik.

radiografi forensik kedokteran gigi
Radiograf atau foto ronsen sebelum (AM) dan sesudah (PM) kematian
dapat membantu proses identifikasi jenazah
(Sumber gambar : pocketdentistry.com)

DOKTER GIGI DI GARIS DEPAN PENANGANAN BENCANA ALAM GEMPA BUMI CIANJUR

Saya yakin anda sudah pernah mendengar istilah Disaster Victim Identification atau DVI, bagi anda yang belum mengetahui apa itu DVI? adalah suatu prosedur untuk melakukan identifikasi secara ilmiah terhadap korban bencana massal dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, dan prosedur DVI tersebut mengacu pada standar internasional yang dikeluarkan oleh Interpol. Di Indonesia sendiri kegiatan DVI dikoordinasikan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Tim DVI Polda Jabar
Kolaborasi adalah kunci keberhasilan tim DVI
(Sumber gambar : koleksi pribadi)

Banyaknya korban pada bencana alam gempa bumi di Cianjur menjadi salah satu dasar untuk dilakukan operasi DVI, dengan tujuan untuk melakukan identifikasi terhadap korban meninggal dunia. 

Kegiatan DVI ini merupakan kegiatan yang sifatnya integrasi dan kolaborasi antar multidisiplin ilmu. Mulai dari keilmuan kedokteran forensik, kedokteran gigi forensik (odontologi forensik), radiologi kedokteran gigi, ahli sidik jari, ahli DNA, fotografi, dan lain sebagainya. Tim DVI sendiri tidak hanya dari kalangan kepolisian saja, dari luar kepolisian juga terlibat misalnya dari perguruan tinggi (akademisi).

Alhamdulilah, saya sebagai dokter gigi yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) radiologi kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad). Pada hari Minggu, 27 November 2022 diberikan kesempatan oleh dosen-dosen dan senior-senior saya untuk terlibat langsung bersama tim DVI, dalam rangka mengidentifikasi korban bencana alam gempa bumi Cianjur.

Jujur saja, dulu saya sempat bertanya "Saat bencana alam terjadi, dokter gigi bisa bantu apa ya?". Sekarang pertanyaan tersebut terjawab sudah, saya sendiri melihat langsung bahwa banyak sekali teman sejawat dokter gigi hebat, guru saya, senior saya yang berada di garis depan penanganan bencana alam gempa bumi Cianjur, khususnya dalam kegiatan DVI.

Adapun para dokter gigi yang terlibat (yang saya ketahui) diantaranya:

  1. Kombes Pol. drg. Ahmad Fauzi, MM., GDFO., Sp.OF(K) - Kabid DVI Pusdokkes Polri
  2. drg. Fahmi Oscandar, M.Kes., Sp.OF(K)., Ph.D. - Ahli Odontologi Forensik FKG Unpad
  3. drg. Belly Sam, M.Kes., Sp.RKG., SubSp.Rad.D(K) - Ahli Radiologi Forensik Kedokteran Gigi FKG Unpad
  4. Kompol. drg. Muhammad Sutria Haris, Sp.RKG., SubSp.Rad.D(K) - Kasidokkes Polrestabes Bandung
  5. IPDA. drg. Debby Yatma, M.Si.OF - Pamin Odsik Bid Odpol Rodokpol Pusdokkes Polri
  6. Pembina. drg. Puspa Yuwi, MH - Kaur DVI Biddokkes Polda Jabar
  7. drg. Mahindra Awwaludin Romdlon, MH - PPDGS RKG FKG Unpad
  8. drg. Gelar S. Ramdhani - PPDGS RKG FKG Unpad
  9. drg. Aries Sugih Budhiana - PPDGS RKG FKG Unpad
  10. drg. Tati Siti Patimah - PPDGS RKG Unpad
  11. Adik-adik koas/dokter gigi muda FKG Unpad
ahmad fauzi
Kombes Pol. drg. Ahmad Fauzi, MM., GDFO., Sp.OF(K)
(Sumber gambar : liputan6.com)

fahmi oscandar odontologi forensik
drg. Fahmi Oscandar, M.Kes., Sp.OF(K)., Ph.D.
(Sumber gambar : unpad.ac.id)

belly sam fkg unpad
drg. Belly Sam, M.Kes., Sp.RKG., SubSp.Rad. D(K)
(Sumber gambar : unpad.ac.id)

Muhammad Sutria Haris
Kompol. drg. Muhammad Sutria Haris, Sp.RKG., SubSp.Rad. D(K)
(Sumber gambar : koleksi pribadi drg. Haris)

Saat bencana terjadi kita bisa memberikan bantuan apapun untuk meringankan beban para korban, tapi membantu dengan ilmu, keahlian, atau kompetensi yang kita miliki sangatlah berkesan. Apa yang membuat saya berkesan? saya merasa berkesan, karena ilmu yang Allah Ta'ala berikan kepada saya melalui apa yang selama ini saya pelajari di kampus, alhamdulilah dapat bermanfaat untuk masyarakat luas, khususnya untuk para korban dan keluarganya. Mungkin itulah filosofi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Salam hormat dari saya untuk teman sejawat para dokter gigi hebat, guru saya, senior saya yang telah berjuang di garis depan penanganan bencana alam gempa bumi Cianjur, kita telah membuktikan darma bakti kita untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita juga telah membuktikan bahwa profesi kita atau keilmuan kita sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Maju terus Dokter Gigi Indonesia !



Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini
----------------------------------------------
Yuk tonton aneka video
tentang kesehatan gigi dan mulut
dari drg. Gelar S. Ramdhani klik disini

Komentar

Posting Komentar

Tulisan paling populer

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black