Pandemi COVID-19, Bayi dan Balita di Majalengka Terancam Kekurangan Gizi (Bagian 1)

Peduli sesama adalah kunci untuk mencegah bayi dan balita agar tidak mengalami gizi buruk (sumber gambar: dokumentasi tim rekan kusuma)

Oleh: Gelar S. Ramdhani

Berawal dari cerita kang Agus
Waktu itu pertengahan bulan Mei 2020, sekitar pukul 21.00 WIB salah satu sahabat saya yaitu Kang Agus dari Banjaran Hilir menghubungi saya lewat telepon. Seperti biasa beliau berdiskusi dengan saya membahas tentang kepemudaan di Blok Banjaran Hilir Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka. Topik utama diskusi tersebut diantaranya laporan perkembangan kegiatan Bank Sampah Banjaran Hilir, dan rencana kegiatan pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di Banjaran Hilir.

Ketika berdiskusi membahas masalah corona, kang Agus bercerita dampak corona terhadap ekonomi masyarakat Banjaran Hilir. Singkat cerita kang Agus bercerita kepada saya bahwa di Banjaran Hilir banyak sekali warga yang kehilangan penghasilan gara-gara wabah COVID-19, salah satu diantaranya adalah Bapak A, biasanya sehari-hari Bapak A punya pekerjaan antar jemput anak-anak sekolah (ojek), tapi karena sekolah diliburkan (sekolah di rumah maksudnya) jadi tidak ada yang minta diantar jemput, otomatis Bapak A kehilangan penghasilan, dan tidak ada sumber penghasilan lain.

Tim Rekan Kusuma sedang melakukan dialog dengan keluarga penerima bantuan program Rekan Kusuma (sumber gambar: dokumentasi tim rekan kusuma)

Bapak A ini sudah berkeluarga, dan sudah punya anak. Salah satu anak Bapak A yang paling kecil usianya masih bayi, menurut hasil pengamatan kader posyandu Banjaran Hilir, bayi putra Bapak A ini terancam kekurangan gizi, dan membutuhkan asupan nutrisi tambahan, atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Bapak A sedih, karena tidak ada uang untuk membeli asupan nutrisi tambahan, jangankan untuk itu, untuk menyambung hidup sehari-hari saja sangat sulit. Begitulah kang Agus menceritakan kepada saya malam itu.

Setelah mendengar cerita kang Agus, saya langsung berfikir "Saya yakin di Desa Banjaran atau mungkin juga di Kabupaten Majalengka, yang punya nasib seperti itu bukan hanya Bapak A saja" kemudian saya bertanya kepada diri saya sendiri "kira-kira apa ya... yang bisa saya lakukan...?" sedangkan rumah tangga saya sendiripun secara ekonomi belum stabil, dalam arti belum bisa membantu orang lain dalam jumlah banyak.

Lakukan apapun yang bisa kita lakukan, walaupun itu kecil.
Kebetulan saat ini saya adalah salah satu tim admin akun sosial media Obrolan Majalengka (sebuah akun sosial media tentang Kabupaten Majalengka). Akhirnya saya punya ide memanfaatkan sosial media untuk menggalang dana atau donasi dari masyarakat, kemudian nanti setelah donasi terkumpul bisa disalurkan kepada adik-adik bayi dan balita di Kabupaten Majalengka yang terancam kekurungan nutrisi, karena orang tuanya kehilangan penghasilan akibat wabah COVID-19, seperti kasus Bapak A di Banjaran Hilir.

Selanjutnya ide tersebut saya diskusikan dengan teman-teman tim admin Obrolan Majalengka lainnya di grup WhatsApp, setelah saya uraikan ide tersebut, alhamdulillah teman-teman tim admin memberikan "lampu hijau". Saya ucapkan Hatur nuhun juga setinggi-tingginya kepada senior-senior saya diantaranya Pak Eman Suherman Ketua Forum BUMDes Provinsi Jawa Barat, Kang Vilga BS Guvilli, Pak H. Asep Pardan, Om Vedi Co Working Project, drg. Abi, Kang Ari Mustari, Pak Ginggi Relawan Jabar Baik, Kang Ivan Seblak Ceker Naga, Kang Alan Bawaslu, dan lain sebagainya yang sudah membantu memberikan saran dan masukan untuk program atau ide tersebut.

Pak Ari Mustari dan Pak Eman Suherman salah satu tim admin Obrolan Majalengka yang berperan sangat penting dalam kesuksesan program Rekan Kusuma (sumber gambar: koleksi pak ari mustari)

Setelah saya berdiskusi dengan tim admin Obrolan Majalengka, kemudian saya menghubungi salah satu sahabat saya Riza D. Januar, atau saya akrab memanggil beliau kang Riza. Beliau adalah salah satu tokoh muda Majalengka yang menurut saya sangat inspiratif dan penuh semangat, beliau adalah salah satu founder sekaligus admin @besokseninco

Melalui WhatsApp saya berdiskusi dengan kang Riza, membahas dampak COVID-19 terhadap perekonomian masyarakat Majalengka, bahkan saya katakan saat ini sudah banyak bayi dan balita di Majalengka yang terancam kekurungan gizi karena orang tuanya kehilangan penghasilan akibat wabah COVID-19. Singkat cerita kang Riza mewakili @besokseninco, menyatakan siap berkolaborasi menyelenggarakan program bantuan bagi masyarakat terdampak.

Kemudian saya mencari inspirasi kira-kira apa ya nama programnya? bagaimana teknisnya? siapa saja yang bergeraknya? dari mana sumber donasinya? karena jujur saja, bagi saya pribadi ini sesuatu yang baru, belum ada gambaran sama sekali. Walaupun mungkin terkesan sederhana hanya melakukan penggalangan donasi, belanja kebutuhan, kemudian disalurkan kepada penerima, tapi saya yakin ini perlu tata kelola yang tidak sederhana seperti yang dibayangkan, dan mau tidak mau harus melibatkan banyak orang.

Akhirnya saya terpikir nama program ini adalah REKAN KUSUMA, apa itu Rekan Kusuma?
Rekan Kusuma adalah akronim dari Relawan Makanan Pendamping Air Susu Ibu Majalengka. Program ini merupakan kolaborasi program antara akun sosial media @obrolanmajalengka dan @besokseninco.

Tujuan dari program ini diharapkan dapat membantu adik-adik bayi dan balita di kabupaten Majalengka, yang terancam kekurungan nutrisi karena orang tuanya kehilangan penghasilan akibat wabah COVID-19.

Semoga dengan adanya program Rekan Kusuma ini dapat membantu meringankan beban masyarakat (sumber gambar: dokumentasi tim rekan kusuma)

Bagaimana konsep kerja program Rekan Kusuma ini?
Seperti yang saya jelaskan diatas, @obrolanmajalengka dan @besokseninco melakukan publikasi di sosial media, melakukan penggalangan donasi dari para donatur, donasi bisa berupa barang maupun uang, kemudian proses penerimaan relawan, setelah itu relawan melakukan pencarian bayi/balita calon penerima donasi, kunjungan ke rumah calon penerima (survei), pendataan calon penerima, verifikasi data, dan selanjutnya proses distribusi bantuan yang langsung diantar ke rumah penerima. Kurang lebihnya sepertinya itu.

Tulisan ini bersambung ke bagian 2, untuk melanjutkan membaca ke bagian selanjutnya KLIK DISINI

Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini

Komentar

Tulisan paling populer

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black