Masih Pantas Guru Digugu dan Ditiru?

Jika ilmu adalah cahaya, maka guru adalah lentera (sumber gambar: reed.co.uk)

Oleh: Gelar S. Ramdhani

Artikel ini saya tulis pada tanggal 25 November 2019 bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN), dalam artikel ini saya ingin mempertanyakan kepada publik apakah perilaku guru sekarang masih layak untuk kita gugu dan kita tiru? silahkan anda nilai sendiri dengan obyektif.

Menurut hemat saya, Indonesia saat ini patut bersyukur karena masih banyak warga negara yang mengabadikan diri sebagai guru. Bahkan tak jarang di lapangan kita menyaksikan perjuangan kawan-kawan guru yang aktif mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi perjuangan tersebut terkadang belum sebanding dengan kesejahteraan yang diberikan oleh negara.

Dalam artikel ini saya tidak akan terlalu dalam membahas lebih dalam masalah kesejahteraan guru, karena saya bagi pribadi sudah terlalu bosan membaca pembahasan tentang kesejahteraan guru, setiap tahun, setiap Hari Pendidikan Nasional atau Hari Guru Nasional selalu masalah kesejahteraan guru yang menjadi topik utama.

Saya lebih tertarik membahas perilaku kurang baik sebagian kecil guru atau mungkin lebih lebih enak saya sebut oknum guru. Sudah sejatinya seorang guru itu selain pintar secara ilmu pengetahuan, pandai dalam mengajar, juga baik secara akhlak atau perilaku. Saya sering diskusi dengan beberapa sahabat saya yang mengabdi di dunia pendidikan sebagai guru, saya juga sering diskusi dengan adik-adik pelajar yang masih duduk di bangku sekolah. Dalam diskusi tersebut terkadang saya mendapatkan kabar bahwa di sekolah-sekolah di Indonesia masih ada oknum guru yang akhlak atau perilakunya kurang bisa memberi contoh atau teladan yang baik bagi murid-muridnya.

Misalnya saja, murid di sekolah diwajibkan datang tepat waktu, sedangkan beberapa oknum guru masih banyak yang datang terlambat. Murid di sekolah dilarang merokok, tapi masih ada laporan satu atau dua guru yang entah disengaja atau lupa, merokok di depan murid dengan penuh percaya diri, seolah-olah ini hak saya, saya guru boleh merokok sesuka hati. Murid harus buang sampah pada tempatnya, eh.. masih ada guru yang buang sampah sembarangan. 

Perilaku tersebut sebetulnya terlihat sederhana, mungkin dianggap wajar apabila dilanggar sekali atau dua kali, tapi menurut saya guru itu wajib hukumnya harus bisa memberikan keteladanan yang baik kepada murid-muridnya dari mulai hal terkecil. Misalnya saja datang tepat waktu, memakai seragam rapi sesuai aturan, tidak berbicara kasar, ramah, tidak buang sampah sembarangan, tidak merokok di depan murid, mau menerima kritik atau masukan, berfikiran terbuka, dan lain sebagainya.

Menurut pepatah "Satu keteladanan jauh lebih baik dari seribu perintah", para guru atau para pejuang pendidikan yang saya banggakan dari Sabang sampai Merauke, melalui artikel ini saya ingin mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional, sekaligus dengan tidak mengurangi rasa hormat saya ingin mengingatkan mari kita terus memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri, memberikan teladan yang baik, demi pendidikan Indonesia yang lebih baik. Karena saya yakin hanya pendidikan yang baik yang akan menyelesaikan sejuta permasalahan di negeri ini dan membuat bangsa dan negara ini jauh lebih baik.

Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini

Komentar

Posting Komentar

Tulisan paling populer

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black