Bupati Majalengka, Bapak Harus Tahu Ini!

Sungai Cipamintar nasibmu kini, Miris! (sumber gambar: koleksi pribadi, gambar diambil: 3 Nov 2019)

Oleh: Gelar S. Ramdhani

Pak Bupati Majalengka yang saya hormati, melalui blog pribadi saya ini, ijinkan saya untuk menceritakan satu dari sekian banyak permasalahan di desa saya. Oia, hampir saja saya lupa memperkenalkan diri, saya bukan siapa-siapa, saya warga bapak, saya tinggal di sebuah desa tepatnya di Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka.
Masyarakat bingung mau buang sampah kemana? akhirnya buang sampah ke sungai (sumber gambar: koleksi pribadi, gambar diambil: 2 Nov 2019)

Satu dari sekian banyak masalah di desa saya adalah masalah tata kelola sampah. Kenapa masalah tata kelola sampah ini bagi saya menjadi penting? 

Pertama, Saya adalah salah satu orang yang percaya bahwa tata kelola sampah adalah salah satu indikator kemajuan sebuah daerah atau negara. Sebuah daerah dikatakan peradabannya maju, pemerintahnya hebat, masyarakatnya cerdas apabila tata kelola sampahnya baik.

Kedua, Sampah apabila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi musibah besar bagi masyarakat, tidak sedikit musibah atau bencana yang menimpa masyarakat disebabkan karena tata kelola sampah yang buruk. Pak Bupati masih ingat tragedi Leuwigajah?.
Desa Banjaran butuh sistem dan infrastruktur pengolahan sampah yang baik (sumber gambar: koleksi pribadi, gambar diambil: 2 Nov 2019)

Ketiga, saya dan Pak Bupati memiliki kesamaan, kita berdua sama-sama orang kampung, kecil di kampung. Saya yakin Pak Bupati ketika kecil pernah merasakan betapa menyenangkannya bermain di sungai karena sungai zaman dulu bersih, begitupun saya pak! Saya dulu bersama teman-teman saya sering bermain, mandi atau berenang di sungai. Sekarang? Pak Bupati mau ngasih saya uang 1 juta pun, nyuruh saya berenang di sungai yang ada di desa saya, saya pikir-pikir lagi pak, punten.

Keempat, bicara masalah sungai, saya ingat cerita teman saya tentang sungai. Teman saya bercerita bahwa sungai itu adalah pusat peradaban manusia sejak masa lalu, contoh peradaban Mesir yang tak lepas dari sungai Nil, masyarakat India dari dulu sampai sekarang menganggap suci sungai Gangga, kemudian di tanah Pasundan ini kita tahu terdapat sungai Citarum yang mana para ahli sejarah mengatakan kalau sungai Citarum itu erat kaitannya dengan peradaban kerajaan Tarumanagara. 

Kelima, Sangat masuk akal kenapa peradaban manusia sejak zaman dulu sangat menghormati sungai, karena sungai itu tempat mengalirnya air, dan setiap manusia saya yakin tak bisa hidup tanpa air. Nenek moyang (karuhun) kita dulu kalau mau mendirikan sebuah perkampungan atau desa, pasti dekat sumber air. Bisa mata air langsung atau sungai. Pak Bupati heran tidak, kenapa karuhun kita dulu sangat menghormati sungai dengan cara menjaga kebersihan dan kelestarian sungai. Tapi sekarang sungai dijadikan tempat buang sampah? 

Saya tidak mau menuduh daerah lain, saya ingin cerita di desa saya sendiri. Sebagai informasi saja bahwa Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka saat ini secara sistem belum punya tata kelola sampah yang baik, dan secara infrastruktur juga belum punya sarana penampungan dan pengolahan sampah, baik sampah organik maupun anorganik.

Sementara ini masyarakat di Desa Banjaran bingung mau buang sampah kemana? atau sampah ini mau diolah seperti apa? Akhirnya sebagian besar masyarakat Desa Banjaran membuang sampah ke sungai, ke kebun, atau dibakar. Miris! sebenarnya ini adalah cara-cara primitif. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan siapapun, termasuk menyalahkan warga, karena saya yakin kalau di Desa Banjaran punya sistem tata kelola sampah yang baik, punya infrastruktur penampungan dan pengolahan sampah yang baik, masyarakat Desa Banjaran saya yakin tidak akan membuang sampah ke sungai lagi.

SOLUSI NYATA UNTUK DESA BANJARAN
Supaya saya tidak dianggap cuma bisa ngomong tapi tidak bisa memberikan solusi, dalam kesempatan ini saya ingin mencoba memberikan solusi terkait masalah sampah di Desa Banjaran.

Pak Bupati sebagai seorang pemimpin di Kabupaten Majalengka yang menurut saya memiliki bargaining position yang cukup tinggi, Dengan segala hormat saya mohon bapak memberikan dorongan kepada aparatur pemerintah dibawah Bapak, terutama para kepala desa agar melakukan langkah nyata membangun sistem tata kelola sampah desa berbasis pemberdayaan masyarakat. Misalnya saja, pemerintah desa merangkul karang taruna, untuk membangun Bank Sampah. Menurut saya ini bukan sesuatu yang sulit, apalagi ada dorongan dan bantuan langsung dari Pak Bupati.

Video tentang Bank Sampah bisa anda lihat KLIK DISINI

Saya tidak ingin program seperti ini hanya sebatas seremonial, yang bertahan satu atau dua bulan saja setelah itu bubar. Besar harapan program seperti ini berkelanjutan, dapat memecahkan masalah lingkungan, dan dapat menjadi ekosistem ekonomi baru di desa.

Demikian Pak Bupati, mohon bantuannya membuat walungan di Banjaran hérang deui


Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini

Komentar

Tulisan paling populer

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka