Inspirasi dari Waroeng BUMDes Banjaran

Waroeng BUMDes Banjaran (sumber gambar: Eman Suherman)

Oleh: Gelar S. Ramdhani

Dapat kita rasakan bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini semakin menjamur modern convenience store atau lebih dikenal dengan istilah minimarket, bahkan yang dulunya minimarket ini hanya ada di kota besar saja, saat ini minimarket sudah masuk ke kota kecil hingga sampai ke kota kecamatan. Bagi sebagian orang menganggap fenomena ini adalah hal yang biasa dalam perkembangan dunia usaha, tapi bagi sebagian orang lagi menganggap fenomena menjamurnya minimarket ini "mematikan" usaha kecil.

Kenapa dianggap "mematikan" usaha kecil? sebab tidak bisa kita pungkiri, masyarakat Indonesia contohnya di daerah saya sendiri di Majalengka, lebih cenderung suka belanja ke minimarket ketimbang belanja ke toko kelontongan biasa. Alasannya, mulai dari pelayanan yang (katanya) lebih ramah, tokonya bersih, sejuk, nyaman untuk belanja, ada banyak promo, dan lain sebagainya. Sedangkan di toko kelontongan tradisional?. Tapi menurut saya bukan berarti toko kelontongan tradisional tidak ada kelebihannya dibandingkan dengan minimarket, justru kalau kita bandingkan dari segi harga, banyak produk yang harganya lebih murah di toko kelontongan dibandingkan dengan minimarket. Anda tidak percaya? mangga, silahkan bandingkan sendiri.

Melihat fenomena bisnis seperti ini, Pimpinan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Banjaran yaitu Pak Eman Suherman, S.PdI merasa "tertantang" bagaimana caranya agar toko kelontongan tradisional (lokal) bisa bersaing secara sehat dengan kehadiran minimarket. 

Sebagai informasi untuk anda BUMDes Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka sendiri yang sudah berdiri sejak 10 September 2009, dan salah satu unit usahanya adalah toko kelontongan tradisional. Pak Eman, berfikir "kalau seandainya toko kelontongan BUMDes tidak melakukan inovasi alias kitu-kitu wae, maka akan kalah bersaing dengan minimarket yang sudah masuk ke Desa Banjaran.

Pak Eman yang juga aktif sebagai Ketua Umum Forum BUMDes Provinsi Jawa Barat, akhirnya membuat sebuah lompatan bisnis. Menaikan kelas toko kelontongan tradisional menjadi toko kelontongan kekinian. Seperti apa toko kelontongan kekinian? Konsep pelayanan dan manajemennya menggunakan konsep modern convenience store, akan tetapi dari segi harga masih menggunakan harga toko kelontongan tradisional. Itulah salah satu strategi yang diterapkan oleh BUMDes Banjaran.

Dalam hal penataan branding Waroeng BUMDes Banjaran, baru-baru ini mendapatkan bantuan dari PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. atau lebih dikenal dengan Bank BJB. Sehingga dari segi branding atau tampilan visual Waroeng BUMDes Banjaran ini lebih kekinian. 

Hal lain yang perlu untuk anda ketahui, bahwa Waroeng BUMDes Banjaran ini juga sebagai display penjualan produk UMKM Kabupaten Majalengka khususnya Kecamatan Banjaran. Seperti makanan ringan, oleh-oleh khas, dan lain sebagainya.
Lokasi Waroeng BUMDes Banjaran yang sangat strategis (sumber gambar: Eman Suherman)

Lokasi Waroeng BUMDes Banjaran ini sangat strategis sekali, berada tepat di pinggir jalan raya provinsi yang menghubungkan antara Majalengka dengan Kuningan, Ciamis, Tasikmalaya, dan sekitarnya. Atau lebih tepatnya di Jalan Raya Banjaran, Depan Mesjid Nurul Falah Desa Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka. Apabila anda lewat jalan ini, tidak salahnya untuk singgah ke Waroeng BUMDes Banjaran. Lokasi parkir yang luas, persis di depan Mesjid Nurul Falah, anda bisa menunaikan shalat di mesjid ini, sekalian belanja ke Waroeng BUMDes Banjaran.

BUMDes Banjaran sangat berharap dengan hadirnya Waroeng BUMDes yang semakin kekinian ini, dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sehingga perekonomian masyarakat Desa Banjaran semakin baik.

Simak pula tulisan Gelar S. Ramdhani lainnya klik disini
Apakah anda ingin mengetahui profil penulis tulisan ini? klik disini



Komentar

Tulisan paling populer

Klasifikasi Maloklusi Angle dan Dewey

Klasifikasi Karies Menurut GV Black

Rekomendasi Bus dari Jakarta ke Majalengka