Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sosial

Manfaat Permainan Nok Nok Latto Latto

Gambar
Seorang Anak Sedang Memainkan Nok-nok atau Lato-Lato (sumber gambar : infopublik.id) Oleh : Gelar S. Ramdhani Hampir di seluruh penjuru Nusantara akhir-akhir ini permainan nok-nok atau latto-latto kembali ramai dibicarakan dan dimainkan oleh masyarakat, tidak hanya anak-anak saja tapi banyak juga orang tua yang memainkan permainan ini.  Nok-nok atau lato-lato adalah permainan tradisional yang sangat sederhana, dua buah bola plastik yang cukup keras diikat kencang dan digantung menggunakan tali, kemudian dimainkan menggunakan tangan dengan cara diayun, agar kedua bola-bola plastik tersebut saling beradu, hingga mengeluarkan suara nok-nok atau tok-tok. Setelah saya membaca beberapa artikel di media online ternyata permainan nok nok atau lato lato ini memiliki berbagai manfaat positif, diantaranya: Baik untuk anak-anak agar tidak kecanduan gadget atau handphone. Melatih sosialisasi anak-anak, karena permainan nok-nok ini biasanya lebih seru dimainkan bersama-sama. Melatih konsentrasi, mem

Film Tilik Memperlihatkan Adegan Maksiat, Ini Pendapat Saya!

Gambar
Cuplikan Film Tilik (Produksi Ravacana Films) Oleh : Gelar S. Ramdhani Beberapa minggu yang lalu salah seorang senior saya, Pak Ade Bastian beliau seorang pecinta dunia perfilman dan juga seorang akademisi (Dosen Universitas Majalengka) dalam sosial medianya beliau memposting sebuah poster film yang berjudul Tilik produksi tahun 2018. Kemarin saya nonton filmnya di Channel YouTube Ravacana Films. Saya hanya diam, tidak ada ekspresi apapun saat saya menyaksikan film yang berdurasi kurang lebih 32 menit tersebut, meskipun saya diam, hati dan pikiran saya tidak bisa diam, saya marah! sedih! darah saya mendidih melihat film tersebut. Wah kenapa? begini saya jelaskan... Bagi saya melihat sesuatu itu tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, beda sudut pandang, akan beda penilaian. Saya pernah mendengar sebuah cerita, ada empat orang tuna netra (buta) yang disuruh memegang gajah. Masing-masing tuna netra tersebut disuruh memegang bagian gajah yang berbeda-beda, satu orang megang kaki,